Sasmita

Udah berapa minggu ya puasa nulis fiksi? Entahlah, akhir-akhir ini lagi malas berimajinasi. Sebelum tidur pikiran malah sibuk merangkai rencana atau sekedar menerka resep yang akan dimasak esok hari, bukan menyusun kerangka karangan seperti biasa. Biasanya, setelah membaca, melihat, ataupun mendengar sesuatu, sering pikiran saya mengembara menyusun ceritanya sendiri. Tapi entah kenapa sekarang buntu sekali rasanya. Jangankan proyek-proyek saya yang telah lama terbengkalai, menulis sebuah cerita pendek pun saya mati ide. Mungkin ini ya yang disebut writing block itu? Ah, padahal menjadi penulis pun saya masih belum, berani-beraninya memasang alasan itu..

Mari mencoba lagi..

****

Sasmi namaku. Sasmi dari sasmita, dalam bahasa jawa bermakna isyarat. Aku tidak tahu mengapa orang tuaku memilih nama itu untukku, bukan Michael seperti nama anak pak lurah, atau Rahul seperti nama sepupuku. Di kampungku, namakulah yang paling singkat, cukup satu kata, Sasmita. Aneh jika dibandingkan dengan nama teman-temanku yang terdiri dari tiga hingga enam kata. Aku tidak tahu kenapa orang tuaku tak menambah embel-embel lain di belakang atau di depan nama tunggalku itu.

“Sasmita saja sudah cukup, toh diberi nama panjang berderet-deret tetap saja kau akan dipanggil Sasmi,” jawab si mbok di sela kunyahan sirihnya saat aku bertanya.

Nama resmiku Sasmita, tapi di buku tulisku sering kutambahkan beberapa kata agar namaku menjadi panjang. Muhammad Ronaldo Sasmita Adiputra favoritku, terkesan megah bukan? Kadang pun aku berangan-angan jika orang tuaku pejabat negeri, atau terlahir dalam trah kesultanan, kira-kira akan menjadi apa namaku?

“Buat apa kau minta nama panjang-panjang? Punya nama sepanjang jalan kenangan pun tak ada gunanya kalau akal pikirmu pendek, Sasmi!” itu jawaban Pak Lik waktu aku bercerita.

Sayup-sayup kudengar tabuhan gendang, itu pasti ayah. Aku pun bersiap-siap, kuambil ransel kuning lusuh berisi buku-buku dan payung merah jambu yang tak pernah kusuka. Si Mbok membenahi seragam merah putihku, dipatutnya aku sejenak. “Sudah ganteng sekarang kamu Sasmi,” gigi si mbok belepotan merah bekas sirih.

Ayah makin kencang menabuh gendang, segera kuraih sepeda miniku.

Dung.. Dung.. Dung..

“Sasmita pergi sekolaaah…” suara ayah membahana. Dari atas panggung kulihat anak-anak kecil bertepuk tangan.

sumber: thesecretofspirit.blogspot.com

sumber: thesecretofspirit.blogspot.com

72 pemikiran pada “Sasmita

    • kalau dalam bahasa jawa biasanya sih cowok..
      kalau yang bahasa hindi biasanya dipake nama cewek.
      ya kan suka2 “ayahnya” kasih nama toh omman πŸ™‚

      Suka

  1. Mellaaaaa, kejam kau! Sedari tadi kupikir anak ganteng pandai cerdas bernama Sasmita. Tak taunyaaaa…… waaaaaa…….

    Ayo nulis lagi. Mati ide pun segini bagus tulisanmu, gimana kalo lagi beride? πŸ˜‰

    Suka

  2. Amela … kok nama ‘temanmu itu sih … Muhammad Ronaldo Sasmita Adiputra … hikss 😦
    kalau Ronaldo ..okey lah … paling orang sono yg ber-tanya2 … hihihi …:)
    Sasmita Adiputra … yaa nama Jawa (Barat) kaliii ya (?) … πŸ˜‰
    kalau Muhammad … apa gak salah nihh?! … 😦

    Suka

    • bukan begitu @brus.. namanya Sasmita saja.. ga pake embel2..
      si Sasmita ini pingin namanya terlihat keren,, jadi dipilihlah nama2 yang menurutnya keren..

      Suka

  3. dung… dung… dung….
    Muhammad Ronaldo Sasmita Adiputra pergi sekolaaaah….
    jadi panjang ya nyebutnya…
    dung… dung… dung….
    sepulang sekolah Muhammad Ronaldo Sasmita Adiputra belanja ke pasar….
    dung…dung…dung….

    Suka

  4. Nama yang hanya satu kata saja. Saya jadi teringat dosen saya. Anggaplah namanya Suherman. Di fesbuk-nya, ia menuliskan namanya “Suherman saja”. πŸ˜€

    Suka

Anda Komentar, Saya Senang