Ada Dia di Matamu

123rf.com

123rf.com

Mungkin butuh kursus, merangkai kata, untuk bicara
dan aku benci, harus jujur padamu, tentang semua ini

Aku mendadak bisu, lidahku kelu. Biasanya aku bisa merepet banyak bila sudah berhadapan denganmu, mengeluhkan macet, bosku yang rese, ataupun harga minyak yang terus naik. Tapi hari ini, aku kehabisan kata.

“Sakit?” tanyamu. Aku menggeleng.

Kau melirik jam tanganmu, “Ya sudah kalau begitu kita pulang saja.”

Jam dinding pun tertawa, kar’na ku hanya diam, dan membisu
Ingin kumaki, diriku sendiri, yang tak berkutik di depanmu

“Tunggu, ada yang mau aku bicarakan,” cegahku. Kamu pun kembali duduk di kursimu.

Tik tok tik tok. Jam dinding itu seolah menertawakanku. Sepuluh menit berlalu dalam bisu. Tak sepotong kalimat pun keluar dari mulutku. Aku menghela nafas, mengumpulkan keberanian. Kutatap bening matamu, seulas senyum merekah di bibirmu.

Ada yang lain, di senyummu,
yang membuat lidahku, gugup tak bergerak

Senyummu begitu sempurna, senyum yang sudah berhasil menyimpul hatiku rekat ke hatimu. Aku tidak rela jika harus melepasnya begitu saja. Aku ingin terus memilikinya, tidak ingin kehilangannya.

Telunjukku sibuk melukis lingkaran imajiner di taplak meja. Ragu. Aku mencintaimu. Sangat. Aku ingin memilikimu, sepenuhnya. Tapi…

Ada pelangi, di bola matamu,
dan memaksa diri, ‘tuk bilang…

“Aku sayang kamu,” ujarku.

“Aku tahu istriku,” katamu. Lalu kamu mengulurkan tangan, mengajakku pulang.

Aku tak mampu mengucapkannya. Maaf. Sudah lama aku tahu, bahwa cintamu hanya untuk gadis itu. Pelangi. Tiap kali kita bicara tentang cinta, selalu ada dia di matamu, bukan aku.

Pelangi cinta pertamamu, cinta sejatimu. Di buku harianmu pun masih sering kausebut namanya. Buku harian yang tak sengaja kutemukan di meja kantormu, buku harian yang membuatku menangis semalam.

Siang tadi aku telah mantap untuk melepasmu, membiarkanmu mengejar cinta sejatimu. Puluhan kali kulatih dialogku di depan cermin. Tapi begitu aku melihat senyummu, lidahku kelu, hatiku tak rela berpisah denganmu.

“Sayang, aku tidak ingin berpisah denganmu,” kataku sambil menggelayut mesra dalam pelukanmu.

“Aku tahu,” kamu tersenyum menatapku. Masih ada dia di matamu. Masih ada pelangi di matamu. Tapi maaf, aku tidak sanggup merelakanmu untuknya.

327 kata… dan terimakasih pada lagunya Jamrud yang udah jadi inspirasi

36 pemikiran pada “Ada Dia di Matamu

  1. ahhhh … Ameeel ….
    suka saya 😀
    jadibuat sendiri saja yaaa … wong udah jadi milik kok, ngapain pula direlakan buat orang lain hehehe

    makasih mbak.. bener banget mbak, ngapain dikasih orang.. hahaha

    Suka

  2. bener tuh.. jangan direlakan untuk pergi dengan wanita lain dong.. kan dia udah memilih, harus menjalani konsekuensinya! hahaha

    iya.. salah sendiri dulu mau ya. .haha

    Suka

  3. Jadi ingat lagu Zambrud; Ada Pelangi di Matamu. “Pelangi, pelangi, alangkah indahmu…” *halah, dikeplak Amela*

    “… merah kuning hijau di bola matamu.”

    Suka

  4. qkqkqk,,
    jadi inget waktu perpisahan SMP, kelasku ditunjuk untuk tampil pentas, dan lagu ada pelangi di matamu inilah yg dibawakan… tapi bukan aku yang nyanyi lho.. hehe

    keren deh FFnya.. sip sip

    makasih mas brur

    Suka

  5. Untuk kali ini, saya ngga suka pelangi. Karena pelangi yang ini bikin cemburu.. hehehe..

    salam kenal ya.. 🙂

    hahha,,. pelangi yang ada di matanya.. salam kenal

    Suka

  6. kata orang, cinta pertama emang ga pernah bisa dilupakan, tapi kalo dah da istri, harusnya cinta pertama itu simpan saja di sudut hati 🙂

    dan jangan sampe ada yang tahu

    Suka

  7. tante amel posting tentang apaan sih? hehe. Sedja gak ngerti 😐
    btw, tampilan blognya asyik euy. Segerrr..
    lebih terasa pagi2butanya ;D

    ah, ini ceritanya orang gede sedja..
    aih makasih ya sayang #cubitpipi

    Suka

  8. Layout baru blognya bagus Mel, segar gitu kesannya!! 😀

    Anyway, ya ya ya, dulu kan dia udah memilih kamu, jadi ya mesti konsekuen dong ya, haha 😀 Lagian kalau udah gini, berarti tantangannya adalah membuat Pelangi itu hilang dari pikirannya dan digantikan denganmu, bukan malah melepaskan dia gitu, huahaha 😆 *apaan sih ini :D*

    makasih mas.. iya,, harusnya memang begitu ya.. untung aja ga dilepas..

    Suka

  9. Aduh…
    Tidak rela…
    Saya bingung sekarang tentang perbandingan cinta sebagai rasa ingin memberi dengan cinta sebagai rasa ingin memiliki… Binun…

    g usah dibikin binun..

    Suka

  10. haha, asee. lagunya jamrud jadi inspirasi ya mel?
    btw, FF itu mesti romance, ya?
    habis cat rumah juga ya mel?

    iya bang 😀
    ga harus bang, tapi amel baru bisa bikin yang romance
    iya,. ganti suasana

    Suka

  11. aku blom pernah denger lagunya jamrud nih Mel, judulnya apa nih, biar tak cari di you tube 🙂

    ada pelangi di matamu mbak el

    Suka

  12. gaya tulisan lo emang asyik banget mel.. aku termasuk orang gak gak betah dengan fiksi di blog orang loh.. kadang mereka terlalu maksa dengan dialog dan kalimatnya.. tapi amel.gak sama sekali..

    sukses yoo.. ditunggu novel terbitannya sendiri 😉

    *ambil tisu* *usap air mata* aduh,, terharu saya baca komen ini

    Suka

  13. Ping balik: Ga sampe 15 hari « Dunia Pagi

Tinggalkan Balasan ke Ely Meyer Batalkan balasan