Hujan Pagi Ini dan Kamu

Aku suka hujan, Aku juga sangat suka akan pagi

Tapi ada yang lebih kusukai: Kamu

Kamu yang di sana selalu kurindukan

Kamu yang selalu kuingat saat pagi hari menyapa

Kamu yang selalu kukenang saat hujan tercurah

Kamu yang akan selalu menjadi bagianku

Kamu yang pagi ini tidak bisa menelepon karena tidak ada sinyal. Kamu yang waktu kuajak chatting malah pergi beres-beres kamar baru. Kamu yang sedang menunggu motor baru yang entah kapan kamu bisa memboncengku dengannya. Kamu yang akhir-akhir ini sulit sekali dihubungi karena masalah sinyal dan kesibukan masing-masing.

Kamu yang di sana, betapa permulaan ini sungguh memaksaku terbiasa. Tidak lagi bisa spontan bercerita apa saja padamu. Tidak lagi bisa memperbaiki moodku hanya dengan melihat senyummu.  Tidak bisa lagi merajuk manja minta diajak jalan-jalan. Tidak bisa lagi bertingkah tolol dan norak hanya untuk membuatmu tertawa…

Kamu yang di sana, betapa di sini banyak sekali tempat yang indah. Dan tiap kali aku terpesona melihat sekitar, yang kuingat adalah kamu. Betapa aku ingin kamu melihat yang kulihat. Betapa aku ingin kamu ada di sampingku mengelus kepalaku. Suatu saat kamu harus ke sini melihatnya sendiri. Tempat ini sungguh indah, yang kurang cuma satu: Kamu.

Kamu yang di sana, dapatkah kaudengar laju pikiranku yang penuh cerita untukmu? Sungguh bertumpuk semua cerita yang aku ingin kaudengarkan. Sungguh permulaan ini membuatku selalu bertanya kapan kita bisa seperti dulu: Melangkah bersisian, berjalan bersisian, berlari bersisian.

Kamu yang di sana, cepatlah beli kartu telk*msel!

(Hujan dan sinyal Indo*at yang membuat galau pagihari)